Jumat, 19 Oktober 2012

Chairul Tanjung Si Anak Singkong

oleh pustakawan jam 22.59

Chairul Tanjung Si Anak Singkong

 
Karena ayahnya terlalu idealis, prinsip politiknya bertentangan dengan pemerintah sehingga semua usaha percetakan, Koran, transportasi dan lain-lain gulung tikar. Mereka sekeluarga pernah tinggal dalam satu kamar losmen berdelapan kemudian pindah di salah satu kampung terkumuh di pojok Jakarta, karena sudah tidak ada uang lagi. Meski demikian, pendidikan tetap jadi yang utama. Orang tuanya dengan penghasilan terbatas rela mengorbankan apapun agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan di sekolah swasta.

Sejak SMP Chairul Tanjung sudah mengurus keperluan transportasi untuk study tour ke Yogyakarta, tapi pada hari H dia tidak ikut berangkat karena tidak ada uang. Kecerdasan meloby dan bakat bisnisnya berkembang seiring berjalannya waktu, terlebih ketika Chairul mengetahui uang kuliah pertamanya dari hasil sang ibu mengadaikan kain halusnya, Chairul berjanji akan membiayai kuliahnya di kedokteran gigi Universitas Indonesia sendiri, Karena tidak ingin menyusahkan orang tuanya lagi.

Chairul pandai membaca celah bisnis, terbukti ketia dia mengkoordinir fotokopi materi kuliah teman-temannya  bisa mendapat untung Rp 15.000,00 jumlah yang tidak sedikit pada tahun 1981. Berjalannya waktu Chairul makin berani berbisnis, mulai dari membuka tempat fotokopi di bawah tangga kampus yang melebar menjual alat kedokteran, pabrik sepatu yang beralih pabrik sandal, pemilik bank yang dibeli dengan harga Rp 1,00 mendirikan sekolah gratis, pemilik Trans 7 dengan segala kemegahanya dan pemegam 40% saham Carrefour.
 
Selain kesuksesannya dalam berbisnis, Chairul juga aktif dalam kegiatan sosial. Aktivis dalam berbagai oraganisasi mulai dari remaja menjadikannya seorang yang perka terhadap kesejahteraan, kepedulian pendidikan  dan kemajuan Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Perpustakaan SMA Stero Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea